Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan nasional, membuka pusat krisis atau crisis center di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Ngurah Rai. Dibukanya pusat krisis ini bertujuan untuk mengantisipasi kondisi penerbangan nasional pasca ledakan bom di Bali. Direktur Operasional Garuda Indonesia Rudi Hardono mengungkapkan bahwa pusat krisis ini bertugas memberikan kemudahan untuk membantu evakuasi turis, baik domestik maupun asing, khususnya yang menjadi korban ledakan bom.

Selain itu, Rudi juga mengungkapkan bahwa pihaknya berencana untuk menambah frekuensi penerbangan pesawat carter tujuan Australia. Namun hal itu belum terlaksana karena penyewa jasa carter masih melakukan pengkajian. Rudi juga mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya telah menyiagakan pesawat Boeing 747 di Bandara Ngurah Rai Bali untuk melakukan penerbangan tambahan ke Australia jika dibutuhkan. Pihaknya siap untuk terbang ke kota-kota internasional lainnya jika memang dibutuhkan. Agaknya ini adalah salah satu sikap tanggap darurat yang dilakukan oleh sebuah maskapai ketika terjadi crisis/ bencana/ dsbnya.