Dalam bukunya The Essence of Marriage, pendeta dan konselor perrnikahan Julius A. Fritze menggambarkan pernikahan sebagai berikut: "Pernikahan adalah perpaduan emosi dua pribadi yang saling berfungsi, meskipun keduanya tetap memegang teguh jati-diri masing-masing.

Lebih jauh Fritze melukiskan hubungan pernikahan dengan dua gumpal tanah liat. Ia menunjukkan bahwa jika Anda menggenggam sejumput tanah liat berwarna hijau tua di tangan kiri dan tanah liat berwarna hijau muda di tangan kanan, Anda dapat melihat dengan jelas perbedaan keduanya. Jika keduanya dicampur dan disatukan, Anda hanya akan melihat segumpal tanah liat hijau--pada pandangan pertama. Tetapi jika Anda melihat dengan lebih teliti, tampaklah tekstur yang berbeda dan terpisah antara tanah liat berwarna hijau tua dan hijau muda.

Demikian pula dengan pernikahan-dua orang berpadu sehingga menjadi satu, walaupun masing-masing mempertahankan jati diri atau kepribadiannya yang berbeda. Itulah hidup baru yang dialami dua orang yang terikat pernikahan.